Author Archives: DL - MOYO

https://palmtreegallery.com

Masin Lulik: Fenomena Lumpur Sakral di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Masin Lulik, yang terletak di Desa Litamali, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menghadirkan keunikan alam dan budaya dalam satu kawasan wisata yang menawan. Sekitar 17 kilometer dari ibu kota Betun, tempat ini menampilkan fenomena alam langka berupa bukit lumpur yang secara berkala menyemburkan lumpur bercampur minyak bumi. Kawasan ini juga dikelilingi oleh hutan bakau di Teluk Hasan Maubesi, menambah keindahan dan nilai ekologis yang membuatnya ramai dikunjungi, termasuk oleh wisatawan dari negara tetangga, Timor Leste.

Di lokasi ini terdapat dua bukit lumpur aktif dengan kawah berdiameter dua hingga tiga meter yang mampu memuntahkan semburan lumpur hingga setinggi 30 meter. Saat ini hanya tersisa tiga titik semburan aktif dari belasan titik yang pernah ada, menjadikan fenomena ini semakin istimewa. Akses ke Masin Lulik sudah cukup memadai, dengan jalan rabat beton sepanjang hampir dua kilometer dan tiga kilometer jalan berkerikil. Perjalanan dari pusat kota Betun pun hanya memakan waktu sekitar 20 menit.

Tak hanya menarik dari sisi geologis, Masin Lulik juga sarat nilai spiritual dan adat. Warga setempat menganggap kawasan ini keramat karena diyakini sebagai tempat penyimpanan benda pusaka dan tempat bersemayamnya arwah para leluhur. Pengunjung wajib menaati aturan adat seperti tidak mengenakan alas kaki dan menjaga lisan demi menghormati kesakralan tempat tersebut. Pemerintah daerah tengah mengembangkan destinasi ini secara serius, walau tantangan infrastruktur seperti jalan rusak dan deker masih perlu dibenahi.

Masin Lulik merupakan perpaduan alam dan budaya yang menggugah rasa ingin tahu, cocok untuk mereka yang mendambakan wisata autentik tanpa biaya masuk. Dengan keunikan letusan lumpur, suasana mistis, serta kedekatan dengan jalur lintas negara, destinasi ini siap menyambut siapa pun yang ingin menjelajah pesona tersembunyi NTT.

Menyelami Keajaiban Wisata Nusantara yang Wajib Dikunjungi

Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan alam yang luar biasa dan budaya yang sangat beragam. Selain itu, tanah air kita memiliki deretan tempat wisata menakjubkan yang tersebar di berbagai penjuru. Salah satu destinasi yang patut dikunjungi adalah Pulau Tiga Gili di Nusa Tenggara Barat. Tiga pulau ini, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, menawarkan pengalaman berbeda. Gili Trawangan terkenal dengan fasilitasnya yang lengkap, Gili Meno menjadi pilihan sempurna untuk mencari ketenangan, sedangkan Gili Air memanjakan wisatawan dengan suasana santai dan berbagai aktivitas air.

Selanjutnya, terdapat Desa Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur yang dikenal sebagai “kampung di atas awan”. Berada di ketinggian 1.200 mdpl, desa ini menawarkan pemandangan menakjubkan lengkap dengan kabut tipis yang menyelimuti hijaunya alam sekitar. Tidak jauh dari sana, Labuan Bajo menjadi pintu gerbang menuju keajaiban Pulau Komodo, dengan Pulau Padar dan Goa Batu Cermin sebagai daya tarik tambahan.

Kalimantan Tengah menawarkan Taman Nasional Tanjung Puting, habitat alami orang utan dan ratusan spesies satwa lainnya. Selain itu, Kepulauan Mentawai di Sumatra Barat menjadi surga bagi para peselancar dunia berkat ombaknya yang menantang. Tak ketinggalan, Taman Laut Banda di Maluku menyajikan keindahan bawah laut dengan lebih dari 300 jenis terumbu karang dan ratusan spesies ikan. Keindahan alam Indonesia memang tiada duanya, menjadi bukti nyata kekayaan yang harus terus dijaga dan dibanggakan.

Desa Wisata Bali: Potensi Tersembunyi yang Menarik Perhatian Wisatawan

Keindahan desa wisata di Bali semakin menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Tak hanya karena pesona alamnya, tetapi juga karena tradisi, adat, dan budaya khas yang dimiliki oleh masing-masing desa. Kuliner lokal yang menjadi ciri khas desa juga turut memperkaya pengalaman wisata, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata, I Made Mendra Astawa, menjelaskan bahwa banyak wisatawan yang memilih desa wisata karena pada umumnya mereka tidak dikenakan biaya masuk. Hanya beberapa desa seperti Penglipuran di Bangli dan Tenganan di Karangasem yang menerapkan biaya masuk. Mendra Astawa juga menyebutkan bahwa salah satu kendala dalam pengembangan desa wisata adalah pengelolaan yang masih belum optimal. Beberapa desa, misalnya, hanya mengandalkan daya tarik air terjun, padahal mereka memiliki potensi lain seperti kuliner atau area persawahan yang bisa dijadikan paket wisata lengkap.

Ia menambahkan bahwa hampir setiap desa di Bali memiliki potensi yang besar, namun masalahnya adalah banyak desa yang hanya mampu mengembangkan satu daya tarik saja. Untuk itu, dibutuhkan pelatihan SDM yang kuat agar desa-desa ini bisa berkembang dan mengelola potensi mereka dengan lebih maksimal. Mendra Astawa berharap agar semua pihak terkait memberikan pelatihan dalam tata kelola desa wisata sehingga potensi yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik, yang pada akhirnya akan menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Bali.

Kali Bambar Doyo Baru: Destinasi Alam Sejuk di Papua

Kali Bambar Doyo Baru terletak di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, dan dikenal dengan kolam alami yang dikelilingi pepohonan hijau serta batu-batu besar. Tempat ini menawarkan pengalaman berwisata alam yang menyegarkan bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan alam Papua.

Air yang jernih dan suasana yang sejuk menjadikan Kali Bambar Doyo Baru pilihan tepat untuk melepas penat dari rutinitas sehari-hari. Pengunjung dapat menikmati aktivitas seperti berenang, mandi di air yang segar, serta memanggang ikan atau daging di sekitar lokasi. Selain itu, tempat ini juga menyediakan berbagai permainan yang dapat menambah keseruan kunjungan.

Untuk menuju lokasi ini, pengunjung perlu menempuh perjalanan sekitar 50-60 menit dari Kota Jayapura. Akses jalan yang baik memungkinkan pengunjung untuk menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Biaya masuk ke lokasi ini pun sangat terjangkau, yakni 10 ribu rupiah untuk mobil dan 5 ribu rupiah per orang. Selain itu, tersedia lahan parkir yang luas dan pondok yang dapat disewa oleh pengunjung yang ingin beristirahat.

Kali Bambar Doyo Baru juga mulai populer sebagai lokasi fotografi, termasuk untuk sesi foto prewedding dan konten media sosial. Pada akhir pekan dan hari libur, tempat ini semakin ramai dikunjungi, menjadikannya pilihan yang tepat untuk menikmati alam sambil berbagi momen indah bersama keluarga atau teman.

Dessert, Dari Pajangan Mewah Menjadi Hidangan Manis yang Tak Terpisahkan

Menghadiri sebuah jamuan makan rasanya kurang lengkap tanpa menikmati sajian penutup yang manis. Makanan penutup kini menjadi bagian penting dalam budaya makan, baik dalam acara santai maupun acara formal. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kebiasaan menikmati hidangan manis di akhir santapan memiliki sejarah panjang dan menarik. Menurut informasi dari @historia.id, istilah “dessert” berasal dari bahasa Prancis “desservir” yang artinya ‘membersihkan meja’. Pada masa sebelum abad ke-17, seluruh hidangan, mulai dari pembuka hingga penutup, dihidangkan sekaligus tanpa jeda untuk membersihkan meja terlebih dahulu.

Tradisi baru mulai terbentuk pada abad ke-17, di mana makanan penutup disajikan secara khusus setelah hidangan utama selesai. Sejak saat itu, makanan manis mulai dikenal dengan sebutan “dessert”. Pada masa itu, hidangan penutup bukan sekadar untuk dinikmati, tetapi lebih sering menjadi simbol kemewahan. Gula, sebagai bahan utama makanan manis, tergolong sangat langka dan mahal, sehingga hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan. Banyak hidangan penutup kala itu berupa karya seni dari gula yang dibuat untuk dipamerkan, bukan untuk disantap.

Perubahan besar terjadi setelah Revolusi Prancis. Gaya hidup boros dan penuh kemewahan mulai ditinggalkan. Konsep jamuan makan berubah menjadi sistem penyajian bertahap, dikenal sebagai service à la russe, di mana setiap hidangan disajikan satu per satu. Sistem ini menjadi dasar dari tata cara makan formal yang masih digunakan hingga kini, termasuk kebiasaan menikmati dessert sebagai penutup yang manis dalam setiap jamuan.

TKI Jadi Ujung Tombak Baru Promosi Pariwisata Indonesia di Kancah Dunia

Anggota Komisi VII DPR RI, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono (BHS), menegaskan bahwa lebih dari 24 juta pelaku wisata terlibat dalam mendorong pengembangan sektor pariwisata nasional yang memiliki potensi besar. Hal ini disampaikannya saat menghadiri kegiatan ‘Diseminasi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata melalui Media Digital’ pada Sabtu, 26 April 2025. Ia menilai bahwa kemajuan pariwisata Indonesia tidak lepas dari berbagai terobosan yang digagas oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama wakilnya, terutama dalam hal penyebaran informasi dan strategi pemasaran.

Salah satu inovasi yang dianggap sangat efektif adalah pemberdayaan sekitar 4,5 juta Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tersebar di berbagai negara. Mereka dibekali pelatihan untuk menjadi duta promosi pariwisata secara informal di tempat mereka bekerja. Menurut Bambang Haryo, bila satu TKI berhasil mengundang dua wisatawan setiap tahunnya, maka lima juta TKI dapat berkontribusi mendatangkan hingga 10 juta turis mancanegara secara cepat.

Bambang Haryo juga menyoroti potensi kuliner Nusantara yang belum sepenuhnya digali, dengan lebih dari 10.000 peluang kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk 3.900 jenis masakan khas. Ia mendorong pemanfaatan platform digital seperti media sosial, situs web, dan aplikasi untuk memasarkan kekayaan budaya, keindahan alam, dan keramahan masyarakat Indonesia. Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Muda Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Emi Irmawati, menambahkan bahwa tren digitalisasi sangat penting, dan promosi pariwisata saat ini diperkuat melalui dua akun utama, Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia, dengan bantuan dari 218 mitra tanpa menggunakan anggaran negara.

Agrowisata Petik Jeruk, Wisata Segar di Sumenep

Sebuah pengalaman wisata yang menyegarkan kini hadir di Kabupaten Sumenep, tepatnya di Desa Dasuk Timur, Kecamatan Dasuk. Destinasi agrowisata petik jeruk ini semakin ramai dikunjungi oleh warga dan wisatawan. Di kebun jeruk milik Fauzan Arifin ini, pengunjung bisa menikmati keindahan alam sambil memetik jeruk segar langsung dari pohonnya.

Uniknya, kebun ini tidak memungut biaya tiket masuk, dan siapa pun boleh datang menikmati suasana kebun dengan bebas. Jika pengunjung tertarik membawa pulang hasil petikan, mereka hanya perlu membayar Rp15.000 per kilogram jeruk. Fauzan menceritakan bahwa awalnya ia menanam jeruk hanya sebagai eksperimen, namun melihat antusiasme masyarakat yang datang untuk memetik langsung, ia pun memutuskan untuk membuka kebunnya untuk umum.

Dikelilingi oleh pohon-pohon jeruk yang sedang berbuah lebat, pengunjung disambut oleh suasana alami khas pedesaan—angin sejuk, aroma buah segar, dan nuansa hijau yang menenangkan. Beberapa sudut kebun juga telah dilengkapi dengan spot foto, menjadikannya tempat yang pas untuk bersantai sambil mengabadikan momen. Fauzan berencana menambah fasilitas seperti tempat duduk dan gazebo untuk lebih meningkatkan kenyamanan pengunjung.

Bagi yang ingin berkunjung, dari pusat kota Sumenep, arahkan kendaraan menuju Pantai Slopeng dan belok ke arah timur setelah tugu perahu besar. Lokasi kebun jeruk ini mudah ditemukan dengan penunjuk arah yang jelas. Agrowisata ini tidak hanya menawarkan kesenangan, tetapi juga kesempatan untuk lebih dekat dengan alam serta memahami proses budidaya jeruk secara langsung.

Wisata Alam Air Tawar Cadas Tampa Batu, Destinasi Viral yang Menyegarkan

Berlibur ke tempat wisata alam merupakan cara yang efektif untuk melepaskan penat dan menikmati suasana yang lebih menenangkan. Suara gemericik air dan angin sejuk yang menerpa kulit bisa memberikan ketenangan dan mengurangi stres. Salah satu destinasi wisata alam yang tengah viral adalah Wisata Air Tawar Cadas Tampa Batu, yang terletak di Desa Tampa Batu, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una-Una. Tempat ini menawarkan pemandangan alam yang hijau, asri, dan sejuk, cocok untuk melepas penat bersama keluarga atau teman.

Salah satu daya tarik utama dari Wisata Air Tawar Cadas Tampa Batu adalah tebing tinggi yang menghadap ke sungai yang jernih dan segar. Pemandangan yang menakjubkan ini menjadikannya tempat yang sempurna untuk berlibur. Menurut Buang Lakoro, seorang pengunjung yang sudah sering datang ke sana, tempat ini menjadi viral karena keindahan alamnya yang masih sangat alami. Meskipun di sekitar lokasi ada perusahaan yang mengelola batu pica, hal tersebut tidak mengurangi pesona alamnya. Buang juga mengingatkan kepada para pengunjung untuk menjaga kebersihan, dengan tidak membuang sampah sembarangan, agar tempat ini tetap terjaga kelestariannya.

Wisata Alam Air Tawar Cadas Tampa Batu menjadi pilihan yang tepat untuk menikmati liburan dengan akses yang mudah. Pengunjung dapat menuju lokasi ini menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, menjadikannya semakin mudah dijangkau.

Batu Caves: Keindahan Alam dan Keagamaan di Selangor

Batu Caves menyajikan perpaduan luar biasa antara keindahan alam dan budaya Hindu yang kaya. Terletak di Gombak, Selangor, Malaysia, gua batu kapur ini merupakan tempat suci yang juga menjadi destinasi wisata favorit. Di dalam area gua, terdapat sejumlah ruangan luas yang digunakan untuk kuil Hindu, dengan Kuil Sri Subramaniar Swamy sebagai daya tarik utama. Kuil ini dipersembahkan untuk Dewa Murugan, salah satu dewa penting dalam agama Hindu.

Salah satu ikon utama Batu Caves adalah patung raksasa Dewa Murugan yang menjulang tinggi di pintu masuk gua. Dengan tinggi lebih dari 40 meter dan lapisan cat emas yang mencolok, patung ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Selain itu, tangga berwarna-warni dengan 272 anak tangga menjadi akses menuju gua utama, menjadikannya fotogenik dan ikonik. Pengunjung harus menapaki seluruh anak tangga untuk mencapai area kuil yang sarat dengan makna religius.

Suasana religius semakin terasa selama upacara keagamaan, terutama saat perayaan Thaipusam, di mana ribuan umat Hindu berkumpul untuk beribadah. Kehadiran monyet liar yang berkeliaran di sekitar gua juga menjadi pemandangan menarik, menciptakan interaksi alami antara satwa dan pengunjung.

Batu Caves tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan spiritualitas, tetapi juga akses yang mudah, menjadikannya sebagai tempat wisata yang penuh makna dan pengalaman tak terlupakan. Keunikan ini menjadikan Batu Caves sebagai simbol keragaman budaya di Malaysia.

Jembatan Soekarno: Simbol Kemajuan Infrastruktur Sulawesi Utara

Jembatan Soekarno yang melintasi Sungai Tondano dan Teluk Manado menjadi simbol kemajuan infrastruktur di Sulawesi Utara. Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Mei 2015, jembatan ini menghubungkan pusat kota Manado dengan kawasan Tuminting dan Bahu. Kehadiran jembatan ini sangat membantu kelancaran arus lalu lintas serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Jembatan sepanjang 1.127 meter ini menggunakan desain cable-stayed atau jembatan gantung kabel. Proyek pembangunan dimulai pada tahun 2003 dan akhirnya selesai pada tahun 2015 dengan anggaran sekitar Rp 300,35 miliar. Tujuan utama dari pembangunan jembatan ini adalah untuk mengurangi kemacetan dan memperbaiki penataan kawasan pusat kota. Meskipun sempat mengalami penundaan selama lebih dari sepuluh tahun, jembatan ini kini menjadi ikon yang mewakili kemajuan infrastruktur di Manado.

Selain berfungsi sebagai jalur transportasi yang vital, Jembatan Soekarno juga menjadi destinasi wisata populer. Desain arsitektur modernnya semakin memukau saat disorot cahaya lampu di malam hari, menarik banyak pengunjung dan warga setempat untuk datang berfoto. Pemandangan indah Teluk Manado yang dapat dinikmati dari atas jembatan membuatnya menjadi tempat favorit untuk menikmati matahari terbenam.

Jembatan ini menghubungkan dua jalur utama, Boulevard I dan Boulevard II, yang sebelumnya terpisah. Dengan adanya jembatan, akses antara pusat kota dan kawasan Tuminting menjadi lebih cepat dan efisien, mempermudah distribusi barang dan meningkatkan mobilitas masyarakat.