Author Archives: NOAH

https://palmtreegallery.com

Destinasi Liburan Terjangkau di Tahun 2025 yang Wajib Kamu Kunjungi

Meskipun biaya hidup semakin melambung, keinginan untuk berlibur tetap menjadi prioritas banyak orang. Sebuah studi dari Amex Travel menunjukkan bahwa banyak orang yang rela menabung demi mewujudkan liburan impian mereka. Bagi kamu yang ingin berlibur tanpa merogoh kocek terlalu dalam, berikut beberapa destinasi murah yang bisa kamu kunjungi pada tahun 2025.

Algarve, Portugal, menempati posisi teratas sebagai destinasi liburan paling terjangkau. Daerah ini menawarkan pantai-pantai indah dengan suasana yang nyaman dan ramah anggaran. Di posisi kedua, ada Cape Town, Afrika Selatan, yang kembali menjadi pilihan populer. Di sini, kamu bisa menikmati kuliner lezat dan harga minuman yang terjangkau. Tokyo, Jepang, juga masuk dalam daftar pilihan karena melemahnya mata uang Yen, sehingga biaya perjalanan menjadi lebih terjangkau. Bali, Indonesia, khususnya daerah Kuta, menawarkan akomodasi dan makanan yang cukup ramah di kantong wisatawan.

Delhi, India, menjadi destinasi menarik dengan kekayaan budaya dan sejarah yang memukau namun tetap terjangkau. Pantai Sunny di Bulgaria juga cocok bagi mereka yang ingin berlibur dengan harga yang lebih bersahabat, sekaligus menawarkan fasilitas lengkap. Hoi An, Vietnam, terkenal dengan arsitektur bersejarah dan kuliner khas yang menggugah selera. Praha, Republik Ceko, juga menjadi pilihan menarik dengan sejarah dan budaya yang kaya namun tetap ramah anggaran. Phuket, Thailand, dikenal dengan pantainya yang mempesona dan banyaknya aktivitas seru dengan harga terjangkau. Terakhir, Costa del Sol, Spanyol, menawarkan cuaca cerah dan pantai yang menawan, membuatnya cocok untuk berbagai jenis wisatawan.

“Sadis di PIK 2: Sopir Taksi Online Dibunuh, Mobil Dijual dalam Keadaan Berdarah”

Peristiwa mengenaskan mengguncang kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, setelah seorang pengemudi taksi online berinisial MR (35) ditemukan menjadi korban pembunuhan dalam aksi perampokan keji. Kasus ini mulai terkuak saat pihak kepolisian menemukan sebuah mobil yang ditawarkan dengan harga tak masuk akal dan tanpa dokumen lengkap. Mobil itu menimbulkan kecurigaan karena terdapat bekas stiker yang baru dilepas dan bercak darah yang masih terlihat jelas di dalam kabin kendaraan.

Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Kapolres Metro Tangerang Kota, mengungkap bahwa berkat kejelian anggotanya saat memantau transaksi jual beli mobil, para pelaku berhasil diamankan. Mobil tersebut kemudian dikonfirmasi sebagai milik korban yang telah dilaporkan hilang bersama dirinya. Kejadian itu sendiri terjadi pada Kamis, 24 April 2025. Modus para pelaku adalah menyewa layanan taksi online menggunakan ponsel milik seorang petugas keamanan dengan tujuan ke PIK 2.

Saat dalam perjalanan, korban diserang secara brutal. Ia dijerat menggunakan tali dan ditikam dengan senjata tajam hingga meregang nyawa. Setelah menghabisi korban, pelaku membuang jasadnya ke aliran Kali Baru dan mencoba menghapus jejak dengan menjual mobil curian. Berkat respons cepat dari kepolisian, mayat korban berhasil ditemukan dan kedua tersangka telah berhasil diamankan serta saat ini tengah menjalani proses hukum.

Napak Tilas Makam Syekh Mahmud di Barus, Jejak Awal Islam di Nusantara

Di ujung barat Sumatera, tepatnya di Barus, Sumatera Utara, berdiri sebuah makam kuno yang menjadi simbol awal penyebaran Islam di Indonesia. Makam tersebut adalah milik Syekh Mahmud bin Abdurrahman bin Muadz bin Jabal, yang diyakini datang ke Nusantara sekitar tahun 678 Masehi. Barus pada masa itu merupakan pusat perdagangan internasional yang ramai, dan kehadiran Syekh Mahmud membawa misi dakwah sekaligus kegiatan niaga dari Jazirah Arab.

Syekh Mahmud dikenal sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW dan disebut-sebut datang pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia memilih Barus sebagai tempat menyebarkan ajaran Islam karena wilayah ini telah menjadi titik temu para pedagang dari berbagai bangsa. Di kota inilah ia menyebarkan ajaran Islam secara damai dan konsisten, hingga akhirnya wafat di usia 51 tahun dan dimakamkan di atas sebuah bukit.

Makam Syekh Mahmud memiliki panjang sekitar 8 meter dan dikelilingi bebatuan yang memuat ukiran hadis-hadis Rasulullah SAW. Ukiran tersebut menjadi saksi ajaran yang ia bawa, terutama tentang pentingnya silaturahmi dan berdakwah dengan hikmah. Hingga hari ini, makam ini menjadi salah satu situs ziarah dan sejarah penting yang menunjukkan bahwa Islam telah hadir di Indonesia jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.

Keberadaan makam tersebut menjadi pengingat akan peran Barus sebagai gerbang awal masuknya Islam ke Nusantara, memperkaya jejak sejarah yang sering kali terlewatkan dalam narasi arus utama.

9 Kota Eropa Paling Ramah Pejalan Kaki, Versi Penduduk Lokal

Berjalan kaki di kota-kota Eropa menawarkan pengalaman yang sangat berbeda, selain ramah lingkungan, ini juga menjadi cara terbaik untuk merasakan atmosfer asli dari setiap kota. Baru-baru ini, sebuah survei mengungkapkan kota-kota terbaik di Eropa untuk pejalan kaki, berdasarkan penilaian dari penduduk lokal. Penilaian ini menggunakan walking score, yang menilai kenyamanan dan kemudahan berjalan kaki di sebuah kota.

Brighton, sebuah kota pesisir di Inggris, menempati urutan pertama sebagai kota paling ramah pejalan kaki di Eropa. Meskipun cukup berbukit, 88 persen penduduk Brighton merasa nyaman berjalan kaki di kota mereka. Tempat terkenal seperti Brighton Palace Pier dan Royal Pavilion dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki dalam beberapa menit. Di posisi kedua, Bilbao, sebuah kota di utara Spanyol, mendapatkan rating kenyamanan 86 persen. Bilbao memiliki trotoar yang luas dan tata kota yang teratur, menjadikannya tempat yang ideal untuk dijelajahi dengan berjalan kaki. Edinburgh, ibu kota Skotlandia, berada di posisi ketiga dengan 85 persen warga yang merasa nyaman berjalan kaki, berkat arsitektur indah dan jalanan yang mempesona di sekitar kastil dan taman kota.

Selain ketiga kota tersebut, ada beberapa kota lain yang juga masuk dalam daftar, seperti Cardiff, Paris, Oslo, Stockholm, London, dan Lyon. Kota-kota ini tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan budaya, tetapi juga pengalaman menyenangkan bagi siapa saja yang ingin menjelajahi kota dengan berjalan kaki. Dengan walking score yang tinggi, kota-kota ini sangat layak untuk dikunjungi oleh mereka yang ingin menikmati kota secara lebih langsung dan autentik.

Pulau Samosir: Surga Tersembunyi di Tengah Danau Toba

Pulau Samosir, yang terletak di tengah Danau Toba, Sumatra Utara, menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang sulit dilupakan. Uniknya, pulau ini memiliki dua danau kecil di dalamnya, yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang, yang membuat Samosir sering dijuluki sebagai “danau di atas danau.” Dengan luas wilayah hampir menyamai Jakarta, Samosir menghadirkan pemandangan perbukitan hijau, air danau yang jernih, serta suasana desa yang damai dan bersahaja.

Mayoritas penduduk Pulau Samosir berasal dari suku Batak Toba, yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Semboyan mereka, “sa tahi sa oloan” atau “satu hati satu pikiran,” mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas yang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Wisatawan dapat merasakan nuansa budaya lokal yang kental dengan mengunjungi desa-desa wisata seperti Tomok, Tuktuk, Ambarita, dan Simanindo, di mana rumah adat, sajian kuliner khas, dan pemandangan indah menjadi daya tarik utama.

Secara geologis, pulau ini terbentuk dari letusan gunung purba sekitar 74.000 tahun lalu, yang menciptakan kaldera raksasa yang kini menjadi Danau Toba. Dengan suhu udara yang berkisar antara 17 hingga 29 derajat Celcius, Pulau Samosir sangat cocok sebagai destinasi liburan. Akses menuju pulau ini cukup mudah melalui Bandara Silangit atau Kualanamu, dilanjutkan dengan perjalanan darat dan penyeberangan menggunakan kapal tradisional.

Pulau Samosir adalah destinasi ideal untuk merasakan kedamaian, keramahan penduduk, dan pesona budaya yang autentik.

“Jam Gadang: Ikon Bersejarah Bukittinggi yang Mengukir Banyak Cerita”

Jam Gadang, menara ikonik di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini. Dibangun pada tahun 1927 dengan inisiatif pejabat Belanda, jam setinggi 27 meter ini kini menjadi simbol yang tak tergantikan. Dengan empat sisi jam besar yang masing-masing berdiameter 80 sentimeter, Jam Gadang sering dianggap sebagai versi Indonesia dari Big Ben.

Yang membuatnya unik, Jam Gadang masih menggunakan sistem mekanik untuk penggerak jamnya, tanpa bantuan listrik. Mesin jam yang diproduksi oleh Benhard Vortmann di Jerman ini dikirim dari Rotterdam ke Teluk Bayur, kemudian dibawa ke Bukittinggi. Meski telah berdiri lebih dari sembilan dekade, jam ini tetap berfungsi dengan baik, bahkan hingga kini. Di dalam menara terdapat lima tingkat, dengan tempat penyimpanan bandul di bagian paling atas.

Bangunan ini awalnya memiliki atap bulat dengan patung ayam jantan yang menghadap ke Timur. Konon, patung tersebut dimaksudkan untuk membangunkan masyarakat pada pagi hari. Namun, selama pendudukan Jepang, atapnya diubah menjadi menyerupai kuil Shinto, dan setelah Indonesia merdeka, atapnya diganti lagi menjadi gonjong khas rumah adat Minangkabau yang masih bertahan hingga kini.

Jam Gadang bukan hanya sekadar penunjuk waktu. Pada masa perjuangan, ia menjadi tempat pengibaran bendera merah putih pertama kali di Bukittinggi setelah proklamasi kemerdekaan. Jam Gadang juga menjadi saksi kelam pada masa konflik PRRI, di mana ratusan orang dieksekusi di bawah menara ini. Pada 2007, gempa besar sempat merusak menara ini, namun restorasi selesai pada 2010 dengan bantuan Kedutaan Belanda. Kini, Jam Gadang menjadi pusat aktivitas warga dan wisatawan, meskipun kadang harus ditutup saat keramaian terlalu padat.

“6 Kafe Instagramable di Lembang yang Wajib Kamu Kunjungi di 2025!”

Lembang, bersama dengan Bandung, selalu menawarkan suasana yang sejuk dan pemandangan alam yang mempesona, menjadikannya tempat sempurna untuk menikmati waktu santai di kafe-kafe kekinian. Di tahun 2025 ini, ada banyak kafe baru dengan konsep unik yang pasti akan membuat feed Instagram kamu semakin estetik. Salah satunya adalah kafe-kafe dengan tema bunga yang tak hanya menawarkan minuman nikmat, tetapi juga atmosfer yang penuh warna dan harum.

Gia’s Grange di Jalan Raya Tangkuban Parahu adalah salah satu pilihan yang menawarkan pemandangan taman bunga yang luas dan menenangkan. Di sini, pengunjung bisa bersantai sambil menikmati kopi atau piknik di tengah kebun bunga. Golden Pine yang terletak di Orchid Forest Cikole memberikan suasana romantis dengan bunga-bunga asli yang menghiasi setiap sudut kafe. Menikmati kopi atau pastry sambil menikmati keindahan alam di kafe ini pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan.

Jika kamu ingin menikmati pemandangan alam sambil menyeruput kopi, Unos Giri di Dago Giri adalah pilihan yang tepat. Kafe ini menawarkan kombinasi tempat yang nyaman dan lanskap kebun bunga yang memukau. Lapinea Cafe and Resto yang terletak di Cikole juga menyajikan suasana tenang dengan desain glass house yang dikelilingi oleh bunga dan pepohonan pinus. Tempat ini sangat cocok untuk kamu yang ingin bersantai sambil berburu foto Instagramable.

Warung Kopi Gunung menawarkan suasana hutan pinus yang asri, sedangkan Kopi Bawah Pohon memberi sensasi bersantai di area outdoor yang dikelilingi bunga-bunga indah. Setiap kafe ini menawarkan pengalaman unik dengan menu yang menggoda dan atmosfer yang nyaman untuk bersantai.

Taman Abhirupa: Tempat Nongkrong Gratis dan Seru di Krian Sidoarjo

Bagi kamu yang mencari tempat nongkrong asyik tanpa perlu mengeluarkan biaya banyak, Taman Abhirupa di Krian, Sidoarjo bisa jadi pilihan tepat. Terletak di Jalan St. Krian No 17, Kemeraan, taman ini sangat mudah dijangkau, hanya 300 meter dari Stasiun Krian dan Pasar Baru Krian. Yang membuatnya lebih menarik, taman ini buka 24 jam, sehingga kamu bisa datang kapan saja tanpa khawatir waktu tutup. Satu-satunya biaya yang perlu dikeluarkan adalah biaya parkir jika membawa kendaraan pribadi.

Dulunya, tempat ini merupakan Pasar Sapi atau Pasar Kliwon yang dikenal dengan transaksi jual beli hewan ternak. Kini, lokasi tersebut telah disulap menjadi taman yang menarik dan ramai, terutama pada pagi hari dan akhir pekan. Taman ini cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak yang bisa bermain di ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dan komedi putar, hingga orang dewasa yang dapat memanfaatkan alat fitnes outdoor untuk berolahraga ringan.

Selain itu, taman ini memiliki gerbong mini kereta api di dekat pintu masuk yang menjadi spot foto favorit pengunjung. Pada malam hari, taman semakin cantik dengan lampion-lampion berbentuk bunga dan burung yang menyala, menciptakan suasana romantis. Taman ini juga menyediakan jogging track, arena skateboard, serta jalur sepatu roda yang melingkari taman. Untuk kamu yang ingin bersantai, tersedia kursi-kursi di berbagai sudut taman.

Fasilitas lainnya termasuk toilet umum dan banyak penjual jajanan seperti pentol, capcin, dan minuman yang ada di sekitar taman. Jadi, bagi kamu yang mencari tempat nongkrong santai dan gratis di Krian, Taman Abhirupa adalah pilihan yang sangat tepat.

Eksplorasi Alam Banyumas: 5 Destinasi Wisata Penuh Pesona

Banyumas, sebuah kabupaten di Jawa Tengah, terkenal dengan keindahan alamnya yang memikat dan kuliner khas seperti soto sokaraja. Namun, selain itu, Banyumas juga menyimpan berbagai tempat wisata alam yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Jika kamu ingin menikmati liburan yang menyegarkan, berikut adalah 5 rekomendasi tempat wisata di Banyumas yang wajib dikunjungi.

Salah satu tempat yang populer adalah Lokawisata Baturraden. Terletak sekitar 15 km dari Purwokerto, Baturraden menawarkan keindahan alam pegunungan yang memukau, serta beragam wahana menarik untuk semua usia. Di sini, kamu juga bisa mencicipi kuliner khas Banyumas, seperti mendoan dan Pecel Banyumas, sambil menikmati udara segar di lereng Gunung Slamet.

Hutan Pinus Limpakuwus adalah destinasi lain yang tak kalah menarik. Berada di kawasan wisata Baturraden, hutan ini memiliki pemandangan indah serta fasilitas seru seperti mountain slide, flying fox, dan ATV. Bagi para pencinta alam, Hutan Pinus Limpakuwus juga menawarkan area camping yang bisa disewa untuk bermalam.

Jika ingin merasakan sensasi air panas alami, Pancuran Tujuh bisa jadi pilihan. Terletak di tengah hutan, pancuran ini mengalirkan air belerang yang dipercaya memiliki manfaat untuk terapi pengobatan. Namun, pengunjung perlu berhati-hati karena akses menuju pancuran ini cukup terjal.

Untuk menikmati keindahan danau, Telaga Kumpe menawarkan pemandangan alam yang menenangkan. Di sini, kamu bisa berperahu dan menikmati suasana sejuk pegunungan sambil memberi makan ikan di telaga.

Terakhir, Taman Apung Mas Kemambang menyajikan pemandangan cantik dengan kolam ikan dan taman bermain untuk anak-anak. Dari sini, kamu bisa berfoto dengan latar belakang Gunung Slamet yang megah.

Studio Alam Gamplong: Dari Lokasi Syuting Jadi Destinasi Wisata Hits di Sleman

Studio Alam Gamplong yang berlokasi di Sleman kini menjelma menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi, meski awalnya hanya dibangun sebagai lokasi syuting film “Bumi Manusia” garapan Hanung Bramantyo. Awal pendiriannya terjadi pada tahun 2016, saat Hanung melihat potensi lahan kosong di Desa Gamplong, yang kala itu hanya berupa kebun singkong dan tanah lapang. Dengan dukungan dari warga sekitar, area tersebut akhirnya disulap menjadi studio film yang kini juga berfungsi sebagai tempat wisata edukatif.

Film “Sultan Agung” menjadi produksi pertama yang mengambil lokasi di Studio Alam Gamplong. Kesuksesan film ini disusul dengan hadirnya “Bumi Manusia”, yang dibintangi Iqbaal Ramadhan dan Mawar Eva. Popularitas mereka turut mengangkat nama Studio Gamplong hingga viral di media sosial. Keunikan studio ini terletak pada bangunannya yang tidak permanen, memungkinkan latar film dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Konsep ini membuat pengunjung bisa merasakan suasana nyata dari proses syuting film.

Seiring waktu, fasilitas di Studio Alam Gamplong terus ditingkatkan. Akses jalan yang dulu berupa tanah kini telah diaspal dan diperkuat dengan konblok, demi kenyamanan wisatawan. Rencana pengelola pun makin matang, mulai dari penambahan kanopi di area parkir hingga pelebaran lahan parkir serta fasilitas duduk yang lebih memadai. Studio Alam Gamplong kini tak sekadar lokasi film, tapi juga tempat nostalgia dan edukasi budaya yang mengesankan.