Jepang telah lama menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan dari berbagai negara yang ingin menikmati keindahan alam serta keunikan budayanya. Namun, salah satu tantangan yang sering dihadapi wisatawan saat berkunjung ke Negeri Sakura adalah kendala bahasa. Banyak pelancong merasa khawatir karena bahasa Jepang terkenal sulit untuk dipelajari, ditambah dengan anggapan bahwa hanya sedikit masyarakat Jepang yang fasih berbahasa Inggris.
Menurut Tamaki Hatakenaka, Executive Director Japan National Travel Organization (JNTO) Jakarta, sebenarnya bukan berarti orang Jepang tidak bisa berbahasa Inggris, tetapi banyak dari mereka merasa malu untuk menggunakannya. Oleh karena itu, wisatawan disarankan untuk memulai percakapan dengan salam dalam bahasa Jepang. Langkah sederhana ini dapat mencairkan suasana dan membuat orang Jepang merasa lebih nyaman saat berkomunikasi. Setelah menyapa dalam bahasa Jepang, barulah wisatawan dapat melanjutkan percakapan dalam bahasa Inggris jika diperlukan.
Menyampaikan salam dalam bahasa Jepang tidak hanya menunjukkan rasa hormat terhadap budaya setempat, tetapi juga dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan penduduk lokal. Pada dasarnya, orang Jepang dikenal ramah dan bersedia membantu, meskipun terkadang mereka merasa canggung berbicara dalam bahasa asing. Selain itu, pemerintah Jepang dan berbagai sektor pariwisata telah berupaya mengatasi kendala bahasa dengan menyediakan berbagai fasilitas, seperti papan petunjuk dalam berbagai bahasa serta aplikasi penerjemah yang memudahkan komunikasi bagi wisatawan.
Wisatawan Indonesia sendiri menjadi bagian penting dalam industri pariwisata Jepang. Sebelum pandemi, Indonesia berada di peringkat ke-12 sebagai negara dengan jumlah kunjungan terbanyak ke Jepang. Rata-rata, wisatawan Indonesia menghabiskan waktu sekitar 7 hingga 14 hari untuk menjelajahi berbagai destinasi menarik di negeri ini. Dengan terus meningkatnya jumlah wisatawan, Jepang semakin berupaya memberikan pengalaman terbaik, termasuk dalam hal kemudahan komunikasi bagi pelancong asing.